Kamis, 27 September 2012

LAPORAN BPL I HIASINTUS DKK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Tujuan Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk mancapai tujuan itu, perlu dikerahkan segala potensi yang ada dalam masyarakat. Peningkatan kualitas manusia sejak dini perlu ditunjang oleh upaya meningkatkan derajat kesehatan.
            Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak serta merta dilakukan, namun dalam penyelenggaraannya dibutuhkan beberapa langkah-langkah strategis mulai dari perencaannya hingga evaluasi. Selain itu, pendekatan masyarakat yang komprehensif untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan penduduk sangat dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan dengan membina lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup sehat, membina perilaku hidup sehat, menggalakkan upaya promotif dan preventif serta memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih efektif dan efisien.
            Kesehatan masyarakat sebenarnya bukan hasil pekerjaan medis semata, tetapi merupakan hasil interaksi faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (H. L. Blum). Sehingga penanganan masalah kesehatanpun mesti dilakukan dengan cara yang komprehensif dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. Untuk itu diperlukan keterampilan, pengetahuan, dan penguasaan teori-teori. Bekal keterampilan tersebut dicapai melalui Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
            Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan suatu proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang didapatkan selain melalui Pengalaman Belajar Ceramah (PBC) dan Pengalaman Belajar Praktek (PBP). Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam PBL harus memungkinkan dapat ditumbuhkan serta dibinanya sikap dan kemampuan pada mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan.
Kemampuan profesional kesehatan masyarakat meliputi :
1.      Menerapkan diagnosa kesehatan melalui komunikasi yang intinya mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat.
2.      Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif.
3.      Bertindak sebagai manajer yang dapat berfungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
4.      Melakukan pendekatan pada masyarakat.
5.      Bekerja dalam tim multidisipliner.
Peranan tersebut perlu didukung oleh pengetahuan yang mendalam tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan permintaan, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan, dan cakupan program serta bentuk-bentuk kerjasama yang digalang. Dalam hal ini diperlukan tiga data penting yaitu:
1.      Data umum (Demografi)
2.      Data kesehatan
3.      Data yang berhubungan dengan kesehatan.
Ketiga data ini harus dianalisis dan didiagnosis. Kesehatan masyarakat memerlukan pengelolaan mekanisme yang panjang dan proses penalaran dalam analisanya. Melalui PBL ini pengetahuan tersebut bisa diperoleh dengan sempurna.
Dengan demikian maka PBL mempunyai peranan penting dan strategis,sehingga harus dilaksanakan dengan baik.
Pengalaman Belajar Lapangan ini merupakan bagian yang penting dalam kurikulum SKM demi memperoleh kemampuan profesional yang mempunyai bobot tertentu. Dalam pelaksanaannya, PBL ini mempunyai tahapan, yakni PBL I yang tujuannya adalah analisa masalah (pengenalan masyarakat) serta menentukan prioritas masalah dengan mempertimbangkan data primer serta data sekunder yang berhasil diperoleh, kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu PBL II yang tujuannya untuk mengembangkan intervensi berdasar prioritas masalah pada PBL I, kemudian dilanjutkan lagi pada tahap PBL III yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi dari pelaksanaan intervensi pada PBL II sebelumnya.dan tahap terakhir melakukan pengawasan di PBL IV.
Seperti yang telah diuraikan di atas maka adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam PBL I terdiri dari pengambilan data dan analisis data. Pada dasarnya jenis pengambilan data yang dilakukan adalah sensus, dikatakan demikian karena pendataan dilakukan pada Rumah Tangga yang termasuk sebagai KK dalam suatu lingkungan. Kemudian data yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai bahan intervensi pada PBL berikutnya, dalam upaya membantu masyarakat dan pemerintah untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada.
  1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam pelaksaan Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1)  dirumuskan masalah yang ditemukan dilapangan  adalah sebagai berikut Bagaimana melakukan analisis situasi melalui identitifikasi, penyusunan  prioritas masalah serta penyusunan alternatif pemecahan masalah berdasar atas masalah-masalah yang ditemukan di lokasi PBL yang terdapat Desa Simbang Kecamatan Simbang  Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan
  1. MAKSUD DAN TUJUAN PBL
a.      Tujuan Umum :
Memberikan pengalaman terhadap masalah-masalah kesehatan masyarakat di lapangan yang sebenarnya serta mencoba melakukan upaya-upaya pemecahan masalah dengan teori dan praktek yang telah diperoleh di kampus.
Mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat dimana kemampuan tersebut merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat.
b.      Tujuan Khusus :
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan :
1.      Mengumpulkan data primer.
2.      Melakukan identifikasi, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat berdasarkan data dasar yang telah dikumpulkan dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.
3.      Membuat laporan PBL I.
4.      Menyeminarkan hasil kegiatan di lokasi PBL
  1. MANFAAT PBL
1.    Manfaat dari PBL ini agar melatih mahasiswa dalam memahami dan menganalisis masalah kesehatan di tingkat masyarakat secara tepat.
2.    Melatih mahasiswa menentukan prioritas masalah dengan melibatkan berbagai elemen  masyarakat.
3.    Mampu mengklasifikasikan masalah kesehatan terkait dengan data yang diperoleh.

BAB  II
GAMBARAN UMUM LOKASI
  1. KEADAAN GEOGRAFIS DAN  DEMOGRAFI
a.      Keadaan Geografis
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros Propinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas-batas wilayah Desa Simbang yakni:
1.      Sebelah Utara              :           Desa Jenetesa
2.      Sebelah Selatan           :           Kec.Taralili
3.      Sebelah Timur             :           Desa Tanete
4.      Sebelah Barat              :           Desa Samboeja
            Luas wilayah Desa Simbang  adalah 12,88 Km2 yang meliputi 3 Dusun , yakni Dusun sampakang,Dusun,Paccinikang dan Dusun Garantiga.
Desa Simbang Sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai areal persawahan sebagian lainnya digunakan sebagai areal peternakan ayam potong. Adapun distribusi jumlah KK (Kepala Keluarga) hingga tahun 2011 berdasarkan data sensus terakhir dengan Jumlah 683  KK pada masing-masing Dusun tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah KK
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2011

No.
Nama Kampung
Jumlah KK
1.
Dusun Sampakang
343
2.
Dusun Paccinikang
100
3.
           Dusun Garantiga
240
Total
683








             Sumber : Data kantor Desa Simbang 2011
b. Keadaan Demogtafis

Dari data yang diperoleh adapun data   demogarafis  Desa Simbang yakni :

a.       Jumlah paenduduk    : 2.736 jiwa
-          Laki – laki :  1447 jiwa
-          Perempuan            :  1289  jiwa
b.      Jumlah KK                : 863 KK
c.       Sex ratio                    : L/P x 1000/1000
                                   : 1447/1289 x 1000/1000
                                   : 1.122
Dari hasil pendataan Penduduk Desa simbang sebanyak 683  KK diambil sampel sebanyak 5 % yaitu 38 KK. Dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Laki-Laki
20
52.6
Perempuan
18
47.3
Total
38
100.0

 



     ­Sumber: Data Primer 2012
Adapun distribusi penduduk  berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut:






Tabel 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012

Kelompok Umur (tahun)
Frekuensi (n)
Persentase (%)
21 - 25
2
5.26
26 - 30
4
10.5
31 - 35
3
7.89
36 - 40
5
13.1
41 - 45
8
21.0
46 - 50
3
7.89
51 - 55
2
5.26
56 - 60
2
5.26
61 - 65
3
7.89
66 - 70
2
5.26
71 - 75
4
10.5
T o t a l
38
100.0
Sumber: Data Primer 2012
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa kelompok usia yang paling banyak yakni 41 -45 tahun dengan frekuensi 21.0 % dan yang paling sedikit yakni pada kelompok umur, 21-25, 51-55,56-60 dan 66-70 Tahun dengan frekuensi 5.26 %.
  1. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
a.      Sarana Kesehatan
Fasilitas umum yang mendukung pada kesehatan masyarakat Desa simbang Kecamatan Simbang Kabupaten Maros adalah 1(satu) bangunan Puskesmas diperbatasan desa simang dengan Desa Samboeja dimana Puskesmas tersebut merupakan Puskesmas induk dengan wilayah  kerja yakni seluruh Kecamatan Simbang  termasuk didalamnya penduduk Desa Simbang dan Satu Polindes, Satu Pustu, serta 3(tiga) Posyandu yang terletak dimasing-masing dusun  yang semuanya sudah dibenahi degan baik, faslitas itulah yang merupakan tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Menurut data sekunder yang kami peroleh bahwa pada tahun 2012 di Desa Simbang  dengan  Jumlah sarana tersebut merupakan jumlah yang cukup untuk masyarakat  Desa Simbang  dalam meningkatkan status kesehatan namun realita yang terjadi di lapangan khususnya Desa Simbang  sarana tersebut seolah-olah tidak menjadi hal yang sangat urgent bagi masyarakat setempat  karena terdapat  adanya tenaga kesehatan yang mendukung dimana di Desa Simbang terdapat 2 bidan desa dan terdapat 5 kader di setiap Dusun jadi jumlah kader secara keseluruhan yang  terdapat di Desa Simbang adalah 15 Kader posyandu,adapun program- program pembangunan kesehatan  yang dituangkan di Desa Simbang yang salah satunya dapat kami ketahui adalah terdapat program pengobatan geratis yang diadakan 2x dalam Sebulan.
b.      Fasilitas Pendidik
c.       Sekolah:    TK                                           :  1 buah
       SD                                          :  2  buah
                         SMP atau Sederajat               :  1  buah
       SLTA atau Sederaajat            :  1  buah

d. Kantor Desa                                              : 1 buah
e.  Tempat Ibadat                 
                         Masjid                                    : 5 buah





  1. FAKTOR SOSIAL BUDAYA
Penduduk Desa Simbang  sebagian besar adalah penduduk suku Makassar. Penduduk Desa Simbang seluruhnya memeluk agama Islam dan berdasarkan hasil peninjauan lokasi ada 5 mesjid terdapat di Desa Simbang  sebagai sarana untuk beribadah masyarakat setempat.
Bentuk rumah penduduk di Desa Simbang  sebagian besar adalah rumah panggung yang kebanyakan adalah bangunan lama, tapi ada juga rumah permanen dan semi Penduduk Desa Simbang  masih memegang teguh adat istiadat setempat, seperti upacara adat, perayaan keagamaan, kepercayaan-kepercayaan (pamali), perlakuan-perlakuan khusus terhadap ibu hamil dan bayi.
Kebanyakan penduduk pada daerah Desa Simbang  lebih menumpuhkan hidupnya pada proses pertanian (Petani Sawah) yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggal mereka meskipun ada beberapa penduduk yang bertempat tinggal jauh dari areal pertanian yang mereka miliki. Selain itu juga bertumpu pada pekerjaan ayam potong. Selain itu ada juga penduduk yang sebagian kecil bekerja sebagai pegawai negeri, dan sebagainya.
Desa Simbang  dipimpin oleh Ibu Desa  dan  tiap Dusun dipimpin oleh seorang kepala Dusun(Ketua RT) untuk setiap anggota masyarakat yang diangkat menjadi kepala Dusun. Ada pula yang bertindak sebagai imam desa  mereka dianggap sebagai tokoh dalam masyarakat, khususnya di daerah ini imam desa juga merupakan orang yang dituakan di Dusun  tersebut. Ada pun distribusi  penduduk berdasarkan jenis pkerjaan adalah petani.



Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Jenis Pekerjaan
Frekuensi  (n)
Persentase (%)
Petani (sawah)
15
39.4
Pedagang/penjual/wiraswasta
6
15.7
Pekerja ternak ayam potong
7
18.4
Ibu RT
4
10.5
Supir
1
2.63
Tukang Kayu
1
2.63
Peg. negeri/TNI/Polri
3
7.89
Tukang Becak
1
2.63
Total
38
100.0








SumbeSumber :Data Primer 2012
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan yang mendominasi penduduk di Desa Simbang adalah pekerjaan sebagai petani yakni sebesar 39.4 %, dan paling sedikit tukang becak 1 responden (2.63%).
Tabel 5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendapatan
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012

Pendapatan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
< Rp.150.000
6
15.7
Rp. 150.000 – Rp 200.000
10
26.3
Rp. 200.000 – Rp. 300.000
10
26.3
>Rp. 300.000
12
31.5
T o t a l
38
100.0

             Sumber : Data Primer 2012

Menurut data diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rata-rata masyarakat tertinggi > Rp.300.000 sebanyak 31.5 % dan pendapatan terendah < Rp.150.000 sebanyak 15.7 %
Tabel 6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Tingkat Pendidikan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
TIDAK TAMAT SD
13
34.2
TAMAT SD
10
26.2
SLTP/MTs/Sederajat
9
23.6
SLTA/SMA/Sederajat
5
13.1
PERGURUAN TINGGI
1
2.63
T o t a l
38
100.0
      Sumber : Data Primer 2012
Sedangkan dari segi pendidikan penduduk di Desa Simbang  sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan di tingkat  tidak Tamat SD sebanyak 13 KK (34.2%) dan yang terkecil adalah di tingkat perguruan tinggi hanya 1 orang  (2.63%) dari total 38 penduduk.












`BAB  III
HASIL & PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A.    HASIL PROGRAM INTERVENSI
            Pengalaman belajar lapangan (PBL 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat  Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI)  khususnya untuk kelompok IV dilaksanakan di Desa Simbang, Kecamatan Simbang  Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan  selama 14 hari mulai dari tanggal 20 Februari sampai tanggal 03 Maret 2012. Pelaksanaan PBL 1 memberikan pengalaman dan pengetahuan yang tidak didapatkan di kampus. Dalam PBL ini kita diberikan kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran karakteristik masyarakat itu sendiri dan situasi masalah khususnya kesehatan yang terjadi dalam masyarakat.
            Program Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL1) merupakan salah satu program yang bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam melakukan analisis situasi melalui identitifikasi, penyusunan  prioritas masalah serta penyusunan alternatif pemecahan masalah berdasar atas masalah-masalah yang ditemukan di lokasi PBL yang terdapat Desa Simbang Kecamatan Simbang  Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan  Cakupan PBL 1 yang terdapat di Kecamatan Simbang ini terdiri dari 6 Desa, khusus di Desa simbang terdapat 10 mahasiswa yang ditempatkan di rumah Bapak ketua BPD Desa Simbang.
            Desa Simbang  terdiri dari 3 Dusun yaitu Sampakang, Paccinikang, dan Garantiga, semua daerah tersebut merupakan wilayah kerja kami, namun pada umumnya desa simbang merupakan daerah yang mempunyai medan yang didominasi oleh area persawahan.


            Kami tiba di kantor Kecamatan Simbang Senin tanggal 20 Februari 2012 pukul 12.30 WITA dan diterima oleh Kepala Camat dan Kepala Desa masing-masing kelurahan serta disambut oleh beberapa staf administratif kantor kecamatan, dan kemudian kami membagi posko yang telah ditentukan dari Kampus FKM UVRI dan diberangkatkan ke lokasi PBL dan khusus kelompok kami (Kelompok IV) ditempatkan di Desa simbang yang letaknya ± 4 KM  dari kantor Camat Simbang. kami menggunakan sebuah mobil angkot (Pete-pete) menuju  kantor Desa Simbang dengan disambut ramah oleh para staf Desa dan kamipun saling berkenalan. Selang 10 menit kami diantar oleh salah satu staf Desa (Bpk Ketua BPD)kebetulan yang mengantar adalah  tuan rumah yang akan kami tempati selama 2 minggu di lokasi PBL.
B.     INDIKATOR KEBERHASILAN  PROGRAM INTERVENSI
            Selama pelaksanaan PBL 1, kelompok kami telah melakukan kegiatan yaitu mengadakan seminar awal di kantor Desa Simbang   pertemuan dan diskusi dengan masyarakat seperti pertemuan dengan kepala desa, kepala Dusun, kepala RT, para kader, dan tokoh masyarakat. Kemudian kami melakukan kegiatan pendataan dan wawancara dengan setiap kepala rumah tangga dari jumlah KK 683. dan mengambil sampel sebanyak 5 % yang ada di Desa simbang dibagi menajdi 3 Dusun yaitu Sampakang sebanyak 14  KK, Paccinikang sebanyak 11 KK dan Garantiga 13 KK. Dari analisis data terdapat masalah yang berhubungan langsung dengan kesehatan, masalah tersebut berupa tempat pembuangan sampah yang tidak terdapat pada setiap rumah masyarakat, penggunaan jamban yang tidak memenuhi syarat, bangunan sumur yang tidak memenuhi syarat serta perilaku merokok yang cukup tinggi. Dengan adanya hasil analisis kami sebetulnya kami  melakukan seminar hasil pada tanggal 03 Februari 2012 di Kantor Camat simbang secara serentak oleh 6 kelompok dan memaparkan hasil temuan terkait masalah kesehatan di tiap-tiap Desa  kemudian menyatukan persepsi tentang prioritas masalah yang nantinya akan diintervensi pada PBL selanjutnya (PBL II),karana berhubungan satu dan lain hal maka kami tidak sempat mengadakan seminar hasil namun bagi kami kelompok IV sendiri melakukan  pelepasan bersama  Ibu Kepala Desa beserata dengan jajarannya di Kantor Desa Simbang.
            Dari hasil observasi yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Desa simbang memiliki pengetahuan /derajat kesehatan yang masih cukup rendah dengan melihat kondisi tata ruang dan pemukiman yang tidak sesuai dengan standar pemukiman sehat yaitu tidak adanya TPS dan SPAL di setiap rumah dan masih banyaknya jamban yang jauh dari standar kesehatan serta sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang masih  rendah, disebabkan karena sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi yang rendah.
Adapun tahap-tahap yang dilalui yaitu:
1.      Sosialisasi dan Pengenalan lokasi
Untuk pengenalan lokasi, kami telah melakukan observasi lapangan pada hari kedua dan ketiga kedatangan kami, namun sebelumnya kami bertemu dengan Kepala Desa untuk mendapatkan informasi tentang wilayah Desa simbang untuk membantu proses pengambilan data dan mapping
2.      Pendataan
Pendataan dilakukan oleh setiap anggota kelompok yang langkah awal dibagi 3 kelompok dan disebar di tiga Dusun di wilayah  Simbang sampai pendataan selesai. Jumlah KK yang berhasil kami data adalah sebanyak 38 kepala rumah tangga atau kepala keluarga.
Peran serta masyarakat terutama dari Desa, RW/RT, pemuda, dan tokoh masyarakat sangat membantu dalam kelancaran sosialisai kegiatan PBL 1 khususnya dalam proses pengambilan data yang kami butuhkan di masyarakat. Namun, masih banyak  masyarakat yang menganggap kami sebagai mahasiswa yang melaksanakan PKL, sukarelawan yang datang untuk memberikan bantuan atau  membawa proyek dan dana masyarakat yang mengharapkan JPS setelah didata, serta bantuan BLT.
3.      Mapping (Pemetaan)
Pemetaan dilakukan dengan mellihat secara langsung lokasi Simbang  dan bantuan Peta yang terpanjang di Kantor Desa simbang dengan kordinator Desa yang telah diberi tanggung jawab dalam proses pembuatan peta Desa simbang Sementara anggota lainnya membantu dalam memberikan warna sebagai keterangan yang diperlukan dalam membuat mapping agar sesuai dengan hasil pendataan dan wawancara yang telah kami laksanakan.
4.      Pembuatan laporan
Pembuatan laporan dilakukan dengan kerjasama kelompok yang kompak dengan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.






  1. PEMBAHASAN
1)      DATA LINGKUNGAN
a.       Cakupan Jamban
Tabel 7
Distribusi Penduduk Menurut Kepemilikan Jamban di
Desa Simbang  Kec, Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Memiliki Jamban/WC
                    Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ya
23
60.5
Tidak
15
39.4
Total
38
100.0





                    Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh masyarakat di Desa simbang memiliki jamban dengan persentase sebesar 23 KK (60.5 %) tapi rata-rata jamban yang tidak memenuhi standar kesehatan sedangkan yang tidak memiliki jamban sebanyak 15  KK (39.4 %).
b.       Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Tabel 8
Distribusi Penduduk Menurut Kepemilikan SPAL di
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Kepemilikan SPAL
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak
25
67.7
Ya
13
34.2
Total
38
100.0




                                Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 rumah tangga yang berhasil didata ternyata 25 Rumah tidak memiliki SPAL dan sisanya 13 rumah  memiliki SPAL.

c.       Cakupan Sumber Air Minum
Tabel 9
Distribusi Penduduk Menurut Masak/Tidaknya Air Minum  di
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Masak Air Minum
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ya
24
63.1
Tidak
14
36.8
Total
38
100.0



Sumber: Data Primer 2012
 
               

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Desa simbang memasak air untuk dikonsumsi sebagai air minum mereka yakni sebanyak 24 KK (63.1 %) namun tidak sedikit diantaranya yang langsung mengkonsumsi air yang diperoleh yakni sebanyak 14 KK (36.8 %) dari total 38 KK.
d.      Tempat Sampah
Tabel 10
Distribusi Penduduk Menurut Kepemilikan Tempat Sampah 
di Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012
Kepemilikan Tempat Sampah
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ya
8
21.0
Tidak
30
78.9
Total
38
100.0







                               Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa dari 38 KK yang berhasil didata ternyata yang memiliki tempat sampah hanya 8 KK



(21.0 %) dan 30 KK yang tidak memiliki tempat sampah dengan persentase 78.9 % dari 38 KK yang di data.
2)      DATA KB
Tabel 11
Distribusi Penduduk Menurut Tempat Pelayanan KB di
di Desa Simbang Kec.Simbang.
 Kabupaten. Maros
Tahun 2012
Tempat Pelayanan KB
Frekuensi  (n)
Persentase (%)
Puskesmas/Pustu
15
39.4
Lainnya
20
52.6
Total
35
100.0






Sumber: Data Primer 2012
 
 


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 mengikuti KB 15 diantaranya mendapatkan pelayanan KB di Puskesmas/Pustu kemudian 20 sisanya mengaku mendapatkan pelayanan dari tempat lainnya dimana menurut pengakuan dari beberapa responden tersebut melakukan KB di rumah dengan metode tradisional misalnya dengan senggama terputus maupun pantang berkala
3)      DATA GIZI KELUARGA
Tabel 12
Distribusi Penduduk Menurut Penggunaan Garam Beryodium
  di Desa Simbang Kec.Simbang.
 Kabupaten. Maros
Tahun 2012
Penggunaan Garam Beryodium
Frekuensi  (n)
Persentase (%)
Ya
27
71.0
Tidak
11
28.9
Total
38
100.0





  

       
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah KK yang berhasil didata terdapat 27 KK (71.0%) menggunakan garam beryodium kemudian sisanya sebanyak 11 KK (28. 9%) tidak menggunakan garam beryodium
4)      DATA PENCARIAN PENGOBATAN
Tabel 13
Distribusi Penduduk Menurut Ada/Tidaknya Keluarga yang Sakit dalam 1 bulan terakhir di Desa Simbang Kec.Simbang.
 Kabupaten. Maros
2012
Yang Pernah Sakit dalam 1 bulan terakhir
Frekuensi  (n)
Persentase (%)
Ada
26
68.4
Tidak Ada
12
31.5
Total
38
100.0






     Sumber : data primer 2012    
            Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah KK yang berhasil didata terdapat 26 KK (68.4%) Yang Pernah Sakit dalam 1 bulan terakhir kemudian sisanya sebanyak 12 KK (31.5%) tidak Pernah Sakit dalam 1 bulan terakhir
5)      DATA BALITA
Tabel 14
Distribusi Penduduk Menurut Cakupan Imunisasi di
Desa Simbang Kec.Simbang Kab. Maros
Tahun 2012

Pernah Imunisasi
Frekuensi  (n)
Persentase (%)
Ya
30
62.5
Tidak Ada
18
20.8
Total
48
100.0










Sumber: Data Primer 2012

 
 



Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30 balita pernah diimunisasi (62.5 %)sedangkan yang tidak pernah adalah 18 balita atau 20.8 %.
  1. PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Setelah melalui pendataan dan analisis, ditemukan berbagai masalah kesehatan yang pada umumnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan. Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan metode skoring dan diperkuat dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap Kesehatan Masyarakat. Berikut ini adalah tampilan hasil skoring yang kami lakukan:
                                                Tabel 15
                        Metode Penetapan Prioritas Masalah
No.
Masalah
A
B
C
Skor
1.
Jamban/WC Keluarga
4
4
4
12
2.
Kepemilikan Tempat Sampah
4
3
4
11
3.
Sumber Air Minum
4
2
4
10



            Keterangan Huruf :
A = “Paling Banyak dan Paling Penting”. Hal yang diperhatikan pada kolom ini adalah besarnya persentase masalah berdasarkan hasil analisis data yang telah kami lakukan sebelumnya”.
B = “Jika tidak diatasi akan berdampak buruk disekitarnya dan bertambah parah”. Pada kolom ini, kami mencoba membandingkan seberapa besar dampak dari masalah-masalah kesehatan tersebut terhadap lingkungan sekitarnya”
C = “Paling banyak pengaruhnya”. Maksud dari poin ini, kami mencoba membandingkan sejauh mana pengaruhnya apabila masalah tersebut diatasi”
Keterangan Angka :
1=Tidak Penting2=Cukup Penting 3= Penting 4= Sangat Penting
Berdasarkan metode skoring diatas, maka urutan prioritas masalah di Desa Simbang  adalah sebagai berikut:
1.        Tingginya distribusi frekuensi rumah tangga yang memiliki jamban tapi tidak memenuhi standar kesehatan  yaitu 60.5 %. Ada juga yang tidak memiliki jamban dan perilaku buang air besar di sekitar rumah yang masih dikelilingi  hutan-hutan atau di kali .
2.        Tidak adanya penyediaan tempat sampah di setiap rumah, sehingga mereka hanya membuang sampah di sekitar rumah, di parit atau di sawah atau mengumpulkannya kemudian dibakar.
3.        Air Minum rata-rata tiap Rumah Tangga menggunakan air dari sumur yang kurang memenuhi standar kesehatan untuk air bersih.
Untuk  memudahkan dalam pelaksanaan program nantinya maka kami menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon yaitu :
a.       Menentukan besarnya masalah
b.       Menentukan kegawatan masalah
c.        Menentukan masalah yang lebih mudah di tanggulangi 
d.       Menentukan kelompok kriteria PEARL ( kesesuaian, secara ekonomi murah, dapat di terima dan legalitas terjamin )
Setelah melaksanakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat kami menyimpulkan beberapa prioritas masalah yang ada di Desa Simbang kec. Simabang Kabupaten Maros adalah :
1.      Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah
sehingga sangat memudahkan munculnya penyakit. Mereka hanya membuang sampah di sekitar rumah kemudian membakarnya ada pula yang membuangnya di parit-parit atau di sawah sehingga dapat menyebabkan terjadinya banjir pada saat musim hujan.
2.      Penggunaan dan pemanfaatan jamban di Desa Simbang yang masih rendah
Terbukti bahwa meskipun ada beberapa yang telah memiliki jamban namun belum memenuhi syarat kesehatan dan masih ada masyarakat yang memiliki jamban tetapi tidak memanfaatkannya. Hal ini perlu adanya penyuluhan akan pentingnya kepemilikan dan pemanfaatan jamban yang sehat bagi masyarakat. Selain itu akan dibuatkan jamban percontohan yang memenuhi syarat baik dari segi konstruksi  maupun dari segi kesehatannya.
3.      Sumber Air Minum
Berdasarkan sumbernya air dapat digolongkan atas beberapa macam, yakni:
a.       Air permukaan, seperti; air laut, danau, sungai, rawa-rawa, dam, sawah, dan  sebagainya.
b.      Air tanah yang terbagi atas dua bagian yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.
c.       Air angkasa yaitu air yang terdapat di atmosfer bumi seperti air hujan, salju dan embun.
Adapun syarat-syarat air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990 yakni:
1.      Syarat fisik                        :           suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan
2.      Syarat kimia                      :           kimia organik dan kimia anorganik
3.      Syarat mikrobiologi           :           kuman-kuman pathogen, kuman parasitic, dan perkiraan terdekat jumlah bakteri golongan coli
4.      Syarat radioaktif               :           sinar alfa dan sinar beta
Berdasarkan data yang diperoleh khususnya mengenai penyediaan sumber air minum oleh masyarakat Desa simbang ada beberapa fakta yang kami peroleh, yakni:
Masih tingginya jumlah masyarakat yang menggunakan air sumur tanpa bersemen yang airnya bersentuhan langsung dengan tanah dengan warna air yang keruh dan agak berbau. Sedangkan diketahui bahwa air dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kelas:
1)      Air Kelas I, yaitu air yang tidak perlu pengolahan. (air tanah atau air laut, air permukaan tanpa kontaminasi)
2)      Air Kelas II, yaitu air yang hanya perlu didesinfeksi. (air tanah atau air permukaan dengan kontaminasi kecil, jernih)
3)      Air Kelas III, yaitu air yang perlu penyaringan disertai chlorinasi (pre-post chlorinasi) semua sumber air yang memerlukan penyaringan untuk menjernihkan dan chlorinasi untuk desinfektan.
4)      Air Kelas IV, yaitu air yang perlu pengolahan lengkap selain penyaringan diperlukan pula chlorinasi dan presedimentasi.
5)      Air Kelas V, yaitu air yang perlu pengolahan spesifik misalnya air sumur harus mempunyai kedalaman minimal 4 meter.
Maka berdasarkan klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa air minum yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat masih memerlukan pengolahan serta dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, sebab air minum yang dikonsumsi masih memerlukan pengolahan seperti dimasak misalnya sebab terdapat kemungkinan telah terkontaminasi walaupun dalam jumlah kecil.



  1. FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
1.      Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung dalam pelaksanaan PBL I yang kami temukan selama di lokasi adalah:
a.       Adanya partispasi aktif dari tokoh masyarakat Desa Simbang dalam membantu segala kegiatan kami dalam PBL I, sebagai contoh pada saat pelaksanaan Seminar Awal semua tokoh masyarakat yang kami undang   hadir sekitar 44 orang
b.      Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan Ibu Desa beserta tokoh masyarakat lainnya.
c.       Bantuan dan kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan petugas/pegawai pada beberapa instansi terkait yang dikunjungi.
d.      Adanya bimbingan, arahan, dan nasehat dari dosen pembimbing selama berada di lokasi, meskipun jarak yang harus ditempuh untuk sampai di lokasi cukup jauh.
2.      Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan kegiatan selama berada di lokasi PBL, adapula  beberapa kesulitan yang kami hadapi antara lain:
a.          Data akurat yang diperlukan dari instansi terkait sangat kurang
b.         Medan yang harus ditempuh untuk menjangkau sebagian responden cukup sulit dan jauh.
c.          Sarana transportasi yang sangat terbatas membuat pelaksanaan kegiatan tidak sesuai jadwal yang direncanakan.           
d.         Bahasa yang digunakan rata-rata responden adalah bahasa Makassar dan tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga kami sulit berkomunikasi dengan mereka, karena kami rata-rata tidak mengerti.
e.          Tidak tersedianya Jamban/WC serta kamar mandi.
  1. PROGRAM KERJA YANG DILAKUKAN SELAMA PBL I
1.          Bakti Sosial (kerja Bakti) di Mesjid dan Kantor Desa Simbang
2.          Penyuluhan Kesehatan di 3 Sekolah yakni SD,SMP,SMA
3.          Mengadakan kegiatan posiandu pada Dusun Dadangtiga dan Paccinikang

















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     KESIMPULAN
Setelah melaksanakan kegiatan PBL I selama empat belas hari di Desa simbang Kecamatan Simbang Kabupaten Maros berupa  pengumpulan data primer dari masyarakat yang dilakukan dengan cara sensus (survei cepat/rapid survei) dengan metode door  to door dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan baik terkait dengan masalah kesehatan bayi maupun terkait dengan PHBS maupun masalah kesehatan lainnya, kemudian masalah-masalah tersebut dianalisis dan diperoleh beberapa prioritas masalah dan kemudian di diskusikan dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat, maka terdapat 3 masalah kesehatan yang dapat kami peroleh dalam hasil pertemuan tersebut. Adapun 3 prioritas masalah tersebut antara lain:
    1. Jamban/WC Keluarga yang sebahagian besar dimiliki oleh masyarakat Desa Simbang  tidak memenuhi standar kesehatan.
    2. Tidak adanya Tempat Sampah pada tiap rumah warga Desa Simbang.
    3. Sumber Air Minum terkait dengan banyaknya masyarakat yang mengkomsumsi air minum yang memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi
Beberapa  masalah tersebut merupakan hasil dari analisis kami dalam mengindentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Desa Simbang Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dengan didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil survei selama beberapa hari.




  1. SARAN
Dalam pelaksanaan kegiatan PBL I ini tentunya tidak terlepas dari interaksi dengan pengelola, pembimbing, masyarakat, maupun instansi-instansi terkait. Untuk itu, kami menyimpulkan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan antara lain:
1.      Saran Kepada Pengelola
a.       Untuk keberhasilan kegiatan PBL, sebaiknya pembimbing maupun supervisor lebih mengintensifkan kunjungan ke posko/lokasi PBL kami masing-masing di setiap tingkat Dusun.
b.      Sehubungan dengan diadakannya PBL II sebagai kelanjutan PBL I dimana nantinya pada PBL II akan dilakukan program intervensi, maka kami selaku mahasiswa merasa perlu mendapatkan pembekalan yang lebih intensif khususnya mengenai praktik lapangan.
c.       Hendaknya koordinasi Korcam (Koordinator Kecamatan) ke seluruh Kordes (Koordinator Desa/Kelurahan) lebih ditingkatkan lagi.
2.      Saran Kepada Masyarakat
Pada saat pelaksanaan program diharapkan peran serta masyarakat yang lebih aktif agar tujuan bersama yang ingin dicapai dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan, karena tanpa dukungan masyarakat program intervensi yang akan dilakukan pada PBL II tidak akan berhasil dengan baik.
3.      Saran Kepada Pemerintah Maupun Instansi Terkait
Kami mengharapkan dukungan sepenuhnya baik oleh pemerintah maupun instansi terkait dalam bentuk kerja sama yang baik.




DAFTAR PUSTAKA

Echhdom, P. Eric, Masalah Kesehatan Lingkungan, Sebagai Sumber Penyakit.
Effendy, Nasrul, 1998, Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Edisi 2 Jakarta, EGC.
“ Kapita Selekta Kedokteran “ Edisi 3, Media Aesculaius, UI Jakarta, Jakarta.
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarbowo Prawiroharjo, Masyoer Arif, dkk (2001).
Daud, Anwar, SKM, M.Kes. 2005. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Makassar: Hasanuddin University Press (LEPHAS).
Laporan Hasil PBL I FKM UVRI, Desa Simbang, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. 2012
Laporan Hasil PBL I FKM UNHAS, Kecamatan Lau, Kelurahan Mattiro Deceng, Kabupaten Maros. 2007
Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan.  Bandung: Gadjah Mada University Press.
Tim Pengelola PBL, Pedoman Pelaksanaan PBL I FKM UVRI Makassar.

















1 komentar:

  1. Top 5 Merit Casino - Bitcoin Casino - Deccasino
    Find out what the top 5 Merit Casino casinos are, ranked 바카라사이트 from the best 메리트 카지노 to 인카지노 the worst. The Merit Casino site is a top-rated Bitcoin casino with a great sign-up

    BalasHapus